Bab
I
Pendahuluan
Hubungan internasional
diidentifikasikan sebagai studi tentang interaksi antara beberapa faktor
yang berpartisipasi dalam politik
internasional, yang meliputi negara-negara, organisasi internasional,
organisasi nonpemerintah, dan lain-lain.
Hubungan yang dapat mengikat dua atau beberapa pihak telah dibuat dalam bentuk
aturan yang harus ditaati oleh semua pihak yang mengadakan hubungan dan
kerjasama internasional.
Globalisasi adalah suatu proses
tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi
berlangsung melalui 2 dimensi antar bangsa yaitu ruang dan waktu. Globalisasi
berlangsung disemua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan lain-lain.
Pelaksanaan politik luar negeri
Indonesia diarahkan pada prioritas mengupayakan dan mengamankan serta
meningkatkan kerjasama dan dukungan negara-negara sahabat serta badan-badan
internasional bagi percepatan pemulihan perekonomian nasional. Indonesia sebagai negara berkembang memanfaatkan
globalisasi perekonomian sebagai suatu cara untuk menjalin kerjasama ekonomi
bilateral maupun multilateral, baik kerjasama kemitraan ekonomi, kerjasama
keuangan, investasi perdagangan, maupun kerjasama secara umum yang menangani
isu ekonomi dan keuangan
1.1 Rumusan masalah
1. Bagaimana
kerjasama Jepang dan Indonesia dalam hubungan pilitik?
2. Bagaimana
kerjasama Jepang dan Indonesia dalam hubungan perekonomian
1.2 Tujuan
1. Mengetahui
perjalanan hubungan tingkat diplomatik Indonesia dengan Jepang
2. Mengetahui
bentuk kerjasama ekonomi Jepang dan Indonesia
Bab
II
Pembahasan
Kerjasama Jepang dan Indonesia
2.1 Hubungan politik
Hubungan pada tingkat diplomatik didasarkan pada
perjanjian perdamaian antara republik Indonesia dan Jepang bulan januari 1958.
Sejak saat itu hubungan bilateral kedua negara berlangsung baik, akrab dan
terus berkembang .
Eratnya hubungan bilateral Indonesia dan Jepang
terlihat pada persetujuan yg ditandatangani maupun pertukaran nota oleh kedua
pemerintah, yang pada dasarnya memberi landasan yang lebih kuat bagi kerja sama
diberbagai bidang.
Persetujuan itu diantaranya :
1.
Treaty of amity and commerce – tanggal 1 juli
1961 di tokyo
2.
Perjanjian hubungan udara – tanggal 23 januari
1962 di tokyo
3.
Kerjasama dibidang ilmu pengetahuan dan
teknologi – tanggal 12 januari 1981 di jakarta
4.
Perja njian penghindaran pajak berganda –
tanggal 3 maret 1982 di tokyo
Sejak tahun 1966 sampai sekarang sekitar 200
pertukaran nota yang menyangkut kerja
sama bidang perikanan pertanian, kehutanan, peningkatan produksi pangan dan
bantuan keuangan Jepang.
Antara kedua negara juga terjalin kerja sama erat
sebagai sesama anggota organisasi/forum regional dan internasional seperti PBB,
ESCAP, APEC & ASEM. Dalam rangka kerja sama regional ASEAN, Jepang salah
satu mitra dialog utama dan anggota ARF . dan meskipun dalam suasana kritis
Jepang tetap menganggap indonesia sebagai stabilisator kawasan Asia Tenggara.
Pentingnya hubungan Indonesia-Jepang juga tercermin
dari besarnya perwakilan kedua negara di Tokyo dan Jakarta. Kedutaan besar
Jepang diJakarta termasuk perwakilan Jepang dinegara lain, demikian juga halnya
dengan KBRI Tokyo yang merupakan salah satu KBRI terbesar.
2.2 Hubungan perekonomian
-
Perdagangan
Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar dalam
hal ekspor-impor Indonesia. Ekspor Indonesia ke Jepang bernilai US$23.6 milyar
(statistic pemerintah RI), sedangkan impor Indonesia dari Jepang adalah US$6.5
milyar sehingga bagi Jepang mengalami surplus besar impor dari Indonesia (tahun
2007)
Komoditi penting yang diimpor Jepang dari Indonesia
adalah minyak, gas alam cair, batu bara,hasil tambang, udang, pulp, tekstil,
mesin, perlengkapan listrik, dll. Barang-barang yang diekpor Jepang ke
Indonesia mesin dan suku cadang , produk plastik dan kimia, baja, perlengkapan
listrik, dll
Selain itu, Kerjasama
antara Jepang dengan Indonesia juga ditingkatkan melalui JIEPA (JapanIndonesia
Economic Partnership Agreement), yakni kerjasama perdagangan dan penanaman
modal yang diberlakukan sejak 1 Juli 2008. JIEPA memberikan kesempatan untuk
melakukan perdagangan ekspor-impor antara Jepang – Indonesia dengan tarif yang
rendah. Perjanjian ini diharapkan nantinya akan meningkatkan hubungan
perdagangan antara Indonesia dan Jepang. Makna utama JIEPA adalah manfaat
langsung perdagangan seperti Ihwal pembebasan tarif, secara keseluruhan
mencapai sekitar 92 persen yang berlaku bagi produk industri mineral dari yang
diekspor Indonesia ke Jepang, menyusul produk pertanian, kehutanan, dan
perikanan . B. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Kerjasama Bilateral
antara Jepang dengan Indonesia 1. Faktor pendukung a. Jepang dan Indonesia
sama-sama memiliki kepentingan yang sama. Bagi Indonesia, dapat meningkatkan
akses pasar barang dan jasa, peningkatan investasi jepang di Indonesia, serta
sumber bantuan luar negeri bilateral terbesar. Sedangkan bagi jepang,
berkepentingan memperluas akses pasar bagi produknya serta mempererat hubungan
kerjasama dan saling ketergantungan. 2. Faktor penghambat a. Histori Indonesia
yang pernah menjadi negara jajahan Jepang. Namun, beberapa usaha Jepang dalam
memberikan bantuan kepada Indonesia telah berhasil memperbaiki lagi hubungan
Indonesia dengan Jepang. Kehadiran Doktrin Fukuda yang memperlihatkan betapa
Jepang ingin menjadi Negara yang bersahabat juga memiliki peran penting dalam
hal ini. Doktrin ini dipelopori oleh perdana menteri jepang pada tahun 1977,
Takeo Fukuda, yang dikenal dengan diplomasi “dari hati ke hati”
-
Investasi
Investasi langsung swasta dari Jepang ke Indonesia
yang menurun sehubungan dengan stagnasi yang dialami perekonomian indonesia
akibat krisis ekonomiyang melanda Asia pada tahun 1997, kini belumlah pulih
sepenuhnya, namun Jepang tetap menempati kedudukan penting di antara
negara-negara yang berinvestasi di Indonesia.
Dalam jumlah investasi langsung asing di Indonesia
dari tahun 1967 hingga 2007, Jepang menduduki tempat pertama dengan angka 11,5%
dalam keseluruhannya.
Terdapat kurang lebih 1000 perusahaan Jepang beroprasi
di Indonesia. Perusahaan-perusahaantersebut mempekerjakan lebih dari32 ribu pekerja
Indonesiayang menjadikan Jepang negara penyedia lapangan kerja nomor 1 di
Indonesia.
Bab
III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Hubungan Indonesia dengan Jepang
telah memberikan peran positif. Kerjasama yang dilakukan diantaranya telah
meberikan sumbangan bagi pembangunan Indonesia. Indonesia berperan sebagai
supplier bahan mentah bagi Jepang,
sementara Jepang yang akan mengolah bahan tersebut untuk dijadikan komoditi
yang lebih bernilai. Selain itu, Jepang juga berperan memberikan bantuan berupa
investasi modal, pinjaman luarnegeri atau bantuan lainnya. Hubungan harmonis
dengan Jepang telah membantu terwujudnya stabilitas dan perdamaian di tingkat
regional yang juga akan menciptakan iklim kondusif untuk melakukan pembangunan
dan kerjasama
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan di atas
hubungan Indonesia dan Jepang berjalan baik, tetapi harus ada peningkatan
disektor tersebut karna pasti ada labilitas peningkatan ataupun penurunan di
sektor-sektor tersebut. Hubungan internasional amatlah penting bagi suatu
bangsa seperti Indonesia. Dengan adanya hubungan internasional, pencapaian
tujuan negara akan lebih mudah dilakukan dan perdamaian dunia akan mudah
diciptakan.