Rabu, 02 Juli 2014

Sister City "Kyoto dan Jogja"






Bab I

Pendahuluan

Pada penulisan kali ini saya akan membahas tentang sister city Yogyakarta dengan Kyoto. Sebelumnya saya akan menjabarkan apa sih sister city itu sendiri. Yup sister city biasa disebut juga kota kembar  adalah salah satu bentuk hubungan kerja sama antar dua kota di lokasi atau negara yang berbeda guna untuk meningkatkan persahabatan melalui hubungan budaya ataupun kegiatan sosial antarpenduduk itu sendiri. Hubungan kota kembar  sangat bermanfaat bagi program pertukaran pelajar, kerjasama perdagangan, budaya dll.

 

Bab II

Pembahasan

Tertarik dengan kota Jogja dan Kyoto yang keduanya mempunyai kebudayaan yang unik membuat saya ingin menuliskan tentang sister cities kota ini. Kerjasama dengan kyoto ini sejak 1985 dan masih berjalan hingga sekarang, diperkuat dengan League Of Historical Cities (LHC) Jogja adalah satu-satunya kota di Indonesia yang menjadi anggota dari Liga kota-kota bersejarah atau (LHC) yang berpusat di Kyoto. Liga yang berdiri pada tahun 1994 ini dibentuk dengan tujuan umum untuk memberi kontribusi untuk perdamaian dunia di masa depan. LHC berkomitmen untuk memperdalam pemahaman antar bangsa dengan melampaui batas-batas wilayah dan membangun fondasi yang sama dari kota-kota bersejarah demi memperkuat ikatan antar kota. Dengan mengetahu hal ini kita patut bangga karna Yogyakarta juga menjadi salah satu anggota pendirinya.

LHC sendiri mengadakan kegiataan Konferensi Dunia setiap 2 tahun sekali yang dimanfaatkan sebagai saran pertukaran informasi, pengalaman maupun pengetahuan dari kota-kota yang berpartisipasi dalam konferensi ini seperti halnya Jogja dan Kyoto. Penyelenggaraan konferensi ini menghasilkan satu deklarasi bersama bahwa perbedaan bukanlah penghalang bai kota-kota didunia untuk menjalin komitmen bersama demi mencapai satu tujuan bersama. Mevlana Celaleddin Rumi said “not the ones speaking the same language but the ones sharing the same feeling understand each other”.

Kalimat diatas dibuktikan dengan salah satu sister cities Jogja dan Kyoto, karna Jogja menggunakan bahasa Jawa dan Kyoto yang berbahasa Jepang mempunyai keinginan yang kuat untuk saling berbagi berbagai perasaan khususnya dalam hal kebudayaan dan hal yang bisa memajukan kedua kota tersebut.

Kedua saudara ini memang mempunyai banyak kesamaan spiritual dan budaya misalnya, dulu Sultan HB I mendirikan Keraton Yogyakarta dengan tata ruang yang dikembangkan dengan poros Utara-Selatan, Gunung Merapi di sebelah utara, keraton ditengah dan Pantai Selatan di sebelah selatan. Sama halnya dengan Kyoto yang didirikan dengan poros Utara-Selatan. Di keempat penjuru kota Jogja, didirikan empat masjid Pathok Nagari sebagai tempat peribadatan sekaligus benteng ketahanan budaya Yogjakarta. Di Kyoto bagian Tenggara dan Barat Daya juga didirikan kuil peribadatan. Kemudian, Kyoto dan Yogyakarta juga pernah menjadi Ibukota pada jaman dahulu, selain keduanya dikenal sebagai kota budaya dan sejarah yang unik. Kyoto terkenal dengan kerajinan  kain tenun tradisional, Jogja juga memiliki kain batik yang kini sebagai tren busana modern.  Dalam hubungan kemasyarakatan, Kyoto memiliki budaya kebersamaan di dalam masyarakat. Selaras dengan ajaran Hamemayu Hayunning Bawono yaitu hidup harus membangun harmoni hubungan antara manusia dengan manusia, alam semesta, dan Tuhan.

Bab III

Penutup

3.1 kesimpulan

Kerja sama sister cities Kyoto dan Jogja ini membuktikan keberhasilan hubungan antar kota yang masih terjalin sampai saat ini dan terciptanya hubungan yang lebih baik bagi kedua belah pihak yang pastinya akan saling meningkatkan kerja sama antar kota diseluruh dunia yang terlibat dalam kerja sama sister city ini.