Bab
I
Pendahuluan
Pada penulisan kali ini saya akan membahas tentang sister
city Yogyakarta dengan Kyoto. Sebelumnya saya akan menjabarkan apa sih sister
city itu sendiri. Yup sister city biasa disebut juga kota kembar adalah salah satu bentuk hubungan kerja sama
antar dua kota di lokasi atau negara yang berbeda guna untuk meningkatkan
persahabatan melalui hubungan budaya ataupun kegiatan sosial antarpenduduk itu
sendiri. Hubungan kota kembar sangat
bermanfaat bagi program pertukaran pelajar, kerjasama perdagangan, budaya dll.
Bab
II
Pembahasan
Tertarik dengan kota Jogja dan Kyoto yang keduanya mempunyai
kebudayaan yang unik membuat saya ingin menuliskan tentang sister cities kota
ini. Kerjasama dengan kyoto ini sejak 1985 dan masih berjalan hingga sekarang,
diperkuat dengan League Of Historical Cities (LHC) Jogja adalah satu-satunya
kota di Indonesia yang menjadi anggota dari Liga kota-kota bersejarah atau
(LHC) yang berpusat di Kyoto. Liga yang berdiri pada tahun 1994 ini dibentuk
dengan tujuan umum untuk memberi kontribusi untuk perdamaian dunia di masa
depan. LHC berkomitmen untuk memperdalam pemahaman antar bangsa dengan
melampaui batas-batas wilayah dan membangun fondasi yang sama dari kota-kota
bersejarah demi memperkuat ikatan antar kota. Dengan mengetahu hal ini kita
patut bangga karna Yogyakarta juga menjadi salah satu anggota pendirinya.
LHC sendiri mengadakan kegiataan Konferensi Dunia setiap 2
tahun sekali yang dimanfaatkan sebagai saran pertukaran informasi, pengalaman
maupun pengetahuan dari kota-kota yang berpartisipasi dalam konferensi ini
seperti halnya Jogja dan Kyoto. Penyelenggaraan konferensi ini menghasilkan
satu deklarasi bersama bahwa perbedaan bukanlah penghalang bai kota-kota
didunia untuk menjalin komitmen bersama demi mencapai satu tujuan bersama. Mevlana
Celaleddin Rumi said
“not the ones speaking the same language but the ones sharing the same feeling
understand each other”.
Kalimat diatas dibuktikan dengan salah satu sister cities
Jogja dan Kyoto, karna Jogja menggunakan bahasa Jawa dan Kyoto yang berbahasa
Jepang mempunyai keinginan yang kuat untuk saling berbagi berbagai perasaan
khususnya dalam hal kebudayaan dan hal yang bisa memajukan kedua kota tersebut.
Kedua saudara ini memang mempunyai banyak kesamaan spiritual
dan budaya misalnya, dulu Sultan HB I mendirikan Keraton Yogyakarta dengan tata
ruang yang dikembangkan dengan poros Utara-Selatan, Gunung Merapi di sebelah
utara, keraton ditengah dan Pantai Selatan di sebelah selatan. Sama halnya
dengan Kyoto yang didirikan dengan poros Utara-Selatan. Di keempat penjuru kota
Jogja, didirikan empat masjid Pathok Nagari sebagai tempat peribadatan
sekaligus benteng ketahanan budaya Yogjakarta. Di Kyoto bagian Tenggara dan
Barat Daya juga didirikan kuil peribadatan. Kemudian, Kyoto dan Yogyakarta juga
pernah menjadi Ibukota pada jaman dahulu, selain keduanya dikenal sebagai kota
budaya dan sejarah yang unik. Kyoto terkenal dengan kerajinan kain tenun tradisional, Jogja juga memiliki
kain batik yang kini sebagai tren busana modern. Dalam hubungan kemasyarakatan, Kyoto memiliki
budaya kebersamaan di dalam masyarakat. Selaras dengan ajaran Hamemayu
Hayunning Bawono yaitu hidup harus membangun harmoni hubungan antara manusia
dengan manusia, alam semesta, dan Tuhan.
Bab
III
Penutup
3.1
kesimpulan
Kerja sama sister cities Kyoto dan Jogja ini membuktikan keberhasilan
hubungan antar kota yang masih terjalin sampai saat ini dan terciptanya
hubungan yang lebih baik bagi kedua belah pihak yang pastinya akan saling
meningkatkan kerja sama antar kota diseluruh dunia yang terlibat dalam kerja
sama sister city ini.